Hingga kini manusia belum mengetahui jumlah seluruh jenis atau spesies binatang. Camilo Mora, seorang biolog dari Universitas Dalhousie, Kanada, dan beberapa rekan ilmuwannya, memperkirakan terdapat 8,7 juta spesies, 2,2 juta di antaranya hidup di laut.
Angka ini hanya mencakup eukariota, organisme bersel kompleks. Dari jumlah itu baru sekitar 1,1 juta atau 13% yang sudah berhasil diidentifikasi. Masih terdapat sekitar 86% spesies di darat dan udara, dan 91% spesies di laut yang perlu diketahui.
Tuhan menciptakan segala jenis makhluk dengan suatu tujuan, karena setiap spesies berperan penting dalam daur kehidupan.
Banyak kehidupan spesies bergantung pada hubungan simbiotik dengan spesies lain. Misal, pohon yang menyediakan sarang dan sumber pangan untuk semut, yang sebagai gantinya melindungi pohon dari serangga dan tetumbuhan yang merugikan inangnya.
Dari perspektif rantai makanan, setiap spesies terhubung dengan satu atau dua spesies lain. Misal: tetumbuhan – serangga – katak – tikus – ular.
Rantai makanan ini memberi konsekuensi bahwa kepunahan suatu spesies akan memunahkan spesies lain, atau sebaliknya meledakkan populasi suatu spesies. Keduanya berakibat buruk bagi keanekaragaman hayati.
Dalam hal bertahan hidup, banyak spesies tercipta hanya untuk habitat tertentu. Perubahan lingkungan (karena kerusakan) dapat memunahkannya.
Tuhan menciptakan sistem kehidupan yang saling terkait dan memengaruhi. Semakin banyak varian suatu spesies, semakin tinggi daya tahan spesies terhadap penyakit dan semakin besar kemungkinan kelangsungan hidupnya.
Semakin banyak varian suatu spesies, semakin tinggi kemungkinan keanekaragaman spesies. Semakin tinggi keanekaragaman spesies dalam suatu lingkungan, semakin stabil dan bermutu lingkungan hidupnya.
Lingkungan hidup yang bermutu tinggi semakin bagus dalam menyaring dan memurnikan udara dan air. Semakin bagus lingkungan hidup, semakin banyak produk bahan pangan, obat, dan zat esensial bagi manusia.
Keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan adalah prasyarat agar segala ciptaan Tuhan dapat tetap berada sebagai bagian dari kehidupan.
Hal ini dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti menghentikan perburuan binatang, membuat cagar alam, menghentikan pembabatan hutan, dan menghutankan kembali kawasan bekas hutan tropis.
(penghijauan kembali)
Bisa juga melalui perbuatan yang dilakukan sendiri, seperti menghentikan serta mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Menjaga, memelihara, dan mempertahankan keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan sama dengan memenuhi kehendak Tuhan, yang ketika menciptakannya melihat bahwa semuanya itu baik. —Heri Muliono
Menjaga kelestarian lingkungan berati kita ikut menjaga kehidupan.
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 7/10/2012 (diedit seperlunya)
==========