20 Oktober 2012

Korupsi atau Komisi


Tak dapat dipungkiri, hidup dari zaman ke zaman semakin sulit. Secara khusus, kesulitan-kesulitan tersebut sering menimpa kaum pekerja menengah ke bawah. Apalagi dengan realitas bahwa pada saat ini biaya kebutuhan hidup begitu meningkat, namun pendapatan tetap saja tak beranjak naik sedikit pun.

Dengan kenyataan seperti itulah, sering membuat banyak orang menjadi putus asa, dan jika sudah putus asa maka hal apa pun dapat dilakukan oleh seseorang, apalagi ada begitu banyak godaan di tempat kerja, yang dapat membuatnya terjatuh ke dalam dosa.

Edi, seorang office boy di perusahaan tempat saya dulu pernah bekerja, mengalami hal ini. Sebagai seorang office boy, tentu tugas Edi adalah disuruh-suruh. Misalnya saja, disuruh membelikan makan siang karyawan, membelikan perlengkapan kantor, dan lain sebagainya.

Saya adalah salah satu karyawan yang sering menyuruhnya membelikan makan siang, karena bagi saya jam istirahat lebih asyik dan nyaman jika saya gunakan untuk memejamkan mata sejenak di ruangan yang sejuk ber-AC, daripada harus ke luar kantor di tengah panasnya terik matahari.

Pada suatu ketika, Edi tidak masuk karena sakit. Maka pada hari itu, dengan terpaksa saya pergi ke luar untuk mencari makan siang di warung Padang, di mana seperti biasa Edi membelikannya untuk saya.

(masakan Padang)

Betapa terkejutnya saya, pada saat saya membayar nasi Padang dengan lauk daging rendang, ternyata saya hanya membayar Rp 5.000,00 (pada saat itu), padahal jika Edi yang membelikannya, saya harus membayar Rp 6.500,00.

Untuk itulah, keesokan harinya pada saat Edi sudah masuk, saya bertanya kepadanya, “Lho Ed, saya kemarin beli nasi rendang kok cuma Rp 5.000,00 tapi kalau kamu yang beli kok Rp 6.500,00?”

Apa jawab Edi? Dengan enteng dia menjawab, “Kan kalau saya yang beli ada komisinya, Pak.” Sungguh, saya sangat terperanjat dengan jawaban Edi. Tidak usah dia “main petak umpet” korupsi, sebetulnya saya sudah sering memberikan uang lebih kepadanya.

Itulah faktanya. Banyak orang yang lupa bahwa dia seharusnya hidup dalam kejujuran, serta tidak tergoda untuk berbuat kecurangan. Marilah kita menjadi orang yang jujur dan tidak mengambil atau memakan apa yang bukan menjadi hak kita. —Pdt. David Nugrahaning Widi

* * *

Sumber: KristusHidup.com, 20/10/2012 (dipersingkat)

==========

Artikel Terbaru Blog Ini