23 April 2013
Makna Sebuah Pekerjaan
Ketika saya mulai mengikuti program pascasarjana, dosen pembimbing memberikan suatu nasihat. Ia mengatakan, meskipun dirinya menjadi sponsor atas proyek penelitian yang saya kerjakan, saya harus memandang dan menganggap proyek itu sebagai proyek pribadi saya.
Saya harus berpikir bahwa saya bukan sedang mengabdi kepadanya, melainkan kepada masyarakat dan masa depan saya sendiri. Pemikiran ini, menurutnya, penting untuk mendorong saya bekerja dengan bersungguh-sungguh.
Keseriusan kita dalam mengerjakan sesuatu sering kali memang ditentukan oleh makna yang kita berikan pada pekerjaan tersebut. Konsep inilah yang melatarbelakangi nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose berikut ini.
"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23)
Secara khusus, Paulus memberikan penjelasan mengenai pekerjaan para hamba. Ia menasihati mereka untuk memaknai pekerjaan mereka sebagai pelayanan kepada Tuhan, yang pasti akan dibalas-Nya dengan upah surgawi.
Paulus percaya bahwa dengan pemaknaan ini, mereka akan mampu mengerjakan pekerjaan mereka dengan berintegritas dan tulus hati. Pemaknaan semacam itu bukan hanya berlaku bagi para hamba, namun juga bagi kita semua dalam mengerjakan tugas apa pun.
Tugas harian kita sebagai pekerja, ibu rumah tangga, pelajar, dan sebagainya kadang terasa melelahkan, bahkan menyebalkan. Adakalanya kita melakukannya dengan malas-malasan.
Akan tetapi, kalau kita memaknainya sebagai pelayanan yang berharga di mata Tuhan, niscaya kita akan terdorong untuk terus berusaha mengerjakannya dengan sebaik mungkin.
Memaknai tugas sebagai pelayanan kepada Tuhan menggugah kita untuk meraih keunggulan.
* * *
Penulis: Alison Subiantoro | e-RH, 23/4/2013
(diedit seperlunya)
==========