17 April 2013

Agama dan Ilmu Pengetahuan


Beberapa tahun terakhir terjadi perdebatan ramai antara ilmu pengetahuan dan agama. Baik dalam soal etika kloning dan sel punca, atau soal teori evolusi. Yang paling mutakhir, mungkin adalah klaim bahwa alam semesta bisa tercipta tanpa campur tangan Tuhan.

Sedikit banyak, hal ini bisa membuat kita bertanya-tanya apakah ilmu pengetahuan memang bertentangan dengan iman. Apakah memang orang beriman tidak boleh terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan?

Kitab Suci justru mendorong orang untuk mencari pengetahuan. "Pengetahuan" di sini merujuk pada segala ilmu yang membuat seseorang lebih pandai dan dewasa secara karakter. Ilmu pengetahuan alam dan teknologi —yang kerap mengandung isu yang bisa diperdebatkan— tentu termasuk di dalamnya.


Orang-orang yang tidak mau berusaha menjadi lebih pintar (berhikmat) dan menerima didikan justru disebut orang bodoh. Lebih jauh, frasa "takut akan Tuhan" selalu memiliki arti "hormat, mengagungkan, dan memuliakan Dia".

Maka, setiap ilmuwan yang menggali dan mengembangkan pengetahuan dengan hormat dan kekaguman kepada Tuhan akan menemukan kebenaran luar biasa atas misteri alam semesta. Sebab, Dialah Sang Pencipta, sumber segala pengetahuan.

Dengan takut akan Tuhan kita dapat menerapkan pengetahuan untuk memuliakan Dia.

Jadi, kita tak perlu ragu terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga tak perlu ragu mendorong anak-anak dan orang-orang di sekitar kita untuk mempelajarinya, dengan selalu menjadikan Tuhan sebagai pusat pembelajaran kita. —ALS

Kejarlah dan kembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan landasan takut akan Tuhan.

* * *

Sumber: e-RH, 5/8/2011

(diedit seperlunya)

==========

Artikel Terbaru Blog Ini