Menurut saya, kita harus membedakan antara 'nenek' dan 'nenek-nenek'.
Seorang 'nenek' belum tentu 'nenek-nenek'. 'Nenek' adalah predikat atau sebutan yang diperoleh seseorang karena dia memiliki cucu. Sedangkan 'nenek-nenek' adalah predikat atau sebutan bagi wanita tua, belum tentu dia seorang nenek (kalau gak punya cucu kan bukan seorang 'nenek' - walaupun dia 'nenek-nenek').
Kalau sulit memahami uraian serius saya di atas, berikut ini adalah uraian sederhananya:
Seorang 'nenek' bisa saja penampilannya muda dan menarik. Contoh: Oma Win (umur di bawah 50 tahun, cantik).
Seorang 'nenek-nenek' sudah pasti penampilannya tua. Belum tentu dia seorang 'nenek'. Bisa saja dia seorang gadis (dalam arti perawan). Masih gadis = masih perawan. Jadi, gadis bisa berarti perawan. Walaupun kenyataannya dia adalah seorang 'nenek-nenek' (perempuan tua).
Contoh: Tanteku yang di Malang (adik Mami-ku alm). Yang gaptek buangett itu lho, gak bisa ngeluarin duit dari ATM BCA - selalu minta tolong orang kalau mau pakai ATM BCA. Masih ingat kan? Kalau lupa atau belum pernah tahu, silakan baca di sini... (klik).
Tahun ini (November nanti) dia akan genap berusia 81 tahun. Masih sehat. Pelayanan utamanya ketika masih gesit adalah mengajar sekolah minggu. Pdt. Yonatan Subianto adalah salah seorang muridnya.
Walaupun sudah 'nenek-nenek', sebutan di depan namanya tetap saja Nona, dan dia masih gadis (dalam arti perawan). Beliau memang terpanggil untuk tidak menikah.