02 Februari 2013

One Man Show


"Delapan dari sepuluh pebisnis mengalami masalah ketika melakukan regenerasi kepada anaknya," ujar seorang business coach yang saya wawancarai.

Menurutnya, pada masa seperti inilah biasanya perusahaan digoyang konflik. "Itu disebabkan karena si pengusaha senior sudah terbiasa menjadi superman!"

Superman? Ternyata yang ia maksud adalah kecenderungan bersikap 'one man show', yakni keinginan untuk mengendalikan segala sesuatu seorang sendiri dan sulit untuk memercayai orang lain.


Sindrom yang kerap menjangkiti pebisnis senior ini adalah merasa paling tahu dan paling andal dalam menjalankan bisnis.

Akibatnya, putra-putri yang seharusnya dididik sejak dini untuk menjadi penerus malah merasa tersisih dan akhirnya alih generasi tidak berlangsung secara mulus.

Seorang pebisnis sibuk mengembangkan usahanya. Apakah itu salah? Tidak. Masalahnya adalah ketika ia mencurahkan seluruh jiwa dan hidupnya demi bisnisnya itu. Orang sekarang menyebutnya 'workalholic'. Ia tamak dalam bekerja dan mengeruk laba.

Tamak, dalam bahasa Yunani adalah pleonexia, berarti keinginan yang tidak terkendali, tidak ada habisnya. Orang ini sibuk menjadi superman sampai lupa akan hal-hal yang lebih penting dan lebih abadi.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita merasa serba mampu dan mandiri hingga lupa akan anugerah-Nya yang memampukan kita berkarya?

Apakah kita masih meluangkan waktu untuk membagikan pengetahuan dan kecakapan kepada generasi penerus kita? —Olivia Elena

Harta seharusnya hanya merupakan alat. Ketamakan membuatnya berbalik memperalat kita.

* * *

Sumber: e-RH, 18/1/2013 (diedit seperlunya)

Judul asli: Superman

==========

Artikel Terbaru Blog Ini